Di Jalan Yang Sama



Bersamamu,aku lewati banyak cerita. Tidak ada ukuran waktu lama ketika aku bersama denganmu. Semuanya terasa seperti sekelebat mata saja. Namun memberikan pemahaman dan kebahagiaan yang tidak terkira. Entah sampai kapan kita masih beriringan. Namun bila suatu hari jalan kita tidak lagi berada di jalan yang sama,kita harus tetap berjalan. Di jalan kita masing masing. Aku percaya masih ada persimpangan untuk kita bisa bertemu kembali.
~~~
      Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Bersiap siap dengan lebih bahagia dari biasanya. Setelah kemarin kita tak berjumpa akhirnya pagi ini takdir berbaik hati memberi harapan untukku bisa disampingmu lagi. Ku harap semesta mendukung pertemuan kita.
      Aku tersenyum melihat angkutan umum berwarna jingga itu datang,syukurlah pilihanku untuk menunggu lebih pagi ternyata tidak salah.
      Penumpang naik dan turun. Aku berharap ketika kau naik,bangku di sebelahku kosong,aku sangat berharap itu terjadi. Dan doaku di dengar. Aku melihatmu menaiki benda di atas roda ini,dan duduk di sampingku lagi. Tempat yang sama ketika pertama kali kau duduk di sampingku.
      Kau mengeluarkan buku itu. ‘dikatakan atau tidak dikatan itu tetap cinta’ menyerahkannya padaku,aku tersenyum dan memasukannya ke dalam tas ku. Aku bertanya tanya di halaman mana kau akan menaruh pembatas bukunya.
      Setelah hening di antara kita,kau memulai berbicara.
      “nanti pulang gasik?” tanyamu
      “Iyaaa.” Aku menyebut namamu lalu berkata
      “rapat?”
      “iya kayaknya” Aku menjawab dengan oh panjang.
Beberapa percakapan berlangsung ringan. Sesekali aku tertawa atau hanya ber oh panjang. Tapi yang jelas,aku bahagia.
Pagi yang dingin itu,kau membuat pagi yang dingin menjadi hangat. Kau menunjukkan sesuatu yang membuatku percaya bahwa kamu ada. 
Sepertinya tubuhku mulai bekerja tidak seperti manusia pada umumnya lagi. Aku terlampau bahagia. Kau menyandarkan badanmu ke bangku. Aku melihat tangan kita menyatu. Diam diam tersenyum.
      Namun pertemuan itu tidak terjadi dengan lama,kau harus turun di tempatmu memang harusnya turun. 
      Kau akhirnya turun di tempatmu. Aku masih tersenyum. Kau memberikanku bahagia yang tidak orang lain berikan untukku. Kau ada untukku di saat tidak ada tempat untukku bercerita. Tidak ada orang lain yang aku ceritakan kisahku sama seperti yang ku lakukan padamu. Aku tahu,kau di sini. Masih di sini.
      Masa singkat di atas roda yang begitu berharga dan membuatku bahagia. Jalan kita berdua masih sama sama panjang. Semoga kita masih bisa beriringan.

Hari ini. Kabut pagi dan gerimis di siang hari.
Aku bahagia kau hadir dalam hari dan hatiku.
Sabtu,24 Januari 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Novel Kisah Sang Penandai

A Little Step For A Big Dream

Akses Yang Terlupakan; Realita Jalanan Banjarnegara