Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Pemahaman di Pertengahan Desember

Desember. Empat tahun yang lalu. Saya tidak pernah tahu bila empat tahun yang lalu itu saya menjadi mengenal kamu. Dan saya tidak pernah tahu bagaimana perkenalan sederhana itu bisa membawa jalan cerita yang penuh hal hal tidak terduga. Terkadang saya tidak percaya bagaimana skenario Tuhan bekerja dengan luar biasa. Bagaimana saya bisa mengenal kamu dan bisa sedekat itu,sungguh terkadang terasa lucu. Apalagi bagaimana segalanya berubah menjadi keadaan yang seperti ini. Hidup selalu menawarkan kejutan. Seperti bagaimana kehadiran berubah menjadi kehilangan. Rasa nyaman menjadi kekecewaan. Atau harapan hanya berakhir dengan kesedihan. Menggantung tinggi tanpa berani mencoba menggapainya lagi. Saya tidak tahu kapan saya mulai menyukai kamu. Mungkin sejak awal mengenal,atau saat menunggu pesan pesanmu,atau saat tersenyum membaca panjang ceritamu,atau ketika mendengar nyanyianmu,atau saat berada di sampingmu,atau saat kau bilang kau menyayangiku. Entah. Saya tidak tahu kapan tepatnya

Suatu Sore di Bulan November

Gambar
Mari kembali ke beberapa minggu yang lalu. Tepatnya Rabu,2 November 2016. Pukul 2.21-3.46 PM Hari itu saya bertekad tidak akan mengikuti acara apapun usai pulang sekolah. Karena satu alasan yang sangat menggelikan. Suatu pertemuan dengan seseorang yang bagi saya spesial. Hari itu,saya membolos ekstrakurikuler. Mengarang alasan agar rapat yang akan saya ikuti diundur. Bernegoisasi dengan guru pembimbing agar mengganti hari latihan untuk lomba.  Hanya karena,saya ingin waktu bersamamu,dimana saya cukup menjadi saya dan kamu cukup menjadi kamu,untuk membentuk 'Kita'. Kala itu hujan turun. Cukup deras. Saya ingat sekali,ketika mata saya mengintip di jendela depan,kamu tengah berdiri menghindari hujan dengan ponsel di tangan. Segera,saya membuka pintu,disambut senyum manismu,berkata bahwa ternyata ini alamat yang benar.  Kemudian,kita duduk bersisian. Kamu bercerita banyak hal. Tentang keluargamu,kisah cinta ayah-ibumu,rumahmu,rencana masa depanmu,nilai kimiamu,guru guru,pe

Esensi Baru Mendaki Prau

Gambar
  Ini adalah kedua kalinya saya mendaki Gunung Prau,Dieng,Wonosobo. Nafas yang tersengal dan dingin yang menusuk membuat saya benci sekali membunuh waktu yang berlalu di trek trek yang terjal itu. Namun kaki saya tetap saja melangkah. Rasa ragu saya pendam dalam dalam ketika di basecamp. Kala itu hujan dan kabut menyelimuti Dieng. Saya ingin memilih berbalik. Menuju selimut dan dunia serba nyaman di rumah. Namun polemik otak saya akhirnya dimenangkan milyaran sel yang memilih tetap maju. Semesta di depan kelopak mata yang awalnya berkabut pelan pelan mendukung langkah saya. Cerah mulai nampak. Secangkir jahe susu panas yang masih mengepul sedikit banyak menghangatkan tubuh saya. Diawali doa, saya dan dua orang rekan yang sama sintingnya mulai melangkah. Setapak demi setapak. Berulang kali harus berhenti. Ini pendakian yang sangat berbeda dibanding sebelumnya. Ketika saya masih duduk di bangku kelas 8. Kami berangkat dengan 12 anggota bersama 2 orang pendamping. Yan