Tentang Luka
Tentang
Luka
Terluka
adalah hal yang wajar bagi manusia. Saya pun pernah merasakannya. Dan hal yang
paling penting dari sebuah luka adalah, ia akan mendewasakan kita. Terluka akan
mengajari kita banyak hal. Terluka akan menuntun kita menjadi manusia yang
lebih dewasa.
Dari
terluka, kita akan belajar bagaimana caranya berdamai dengan kenyataan. Bahwa manusia
tidak diciptakan untuk membuatmu bahagia, mereka pun terkadang bisa membuatmu
terluka. Memang bukankah itu kodrat kita sebagai makhluk yang tidak sempurna?
Berdamai
dengan kenyataan akan membuat perasaan menjadi tenang. Hidup tidak akan terus
berjalan seperti apa yang kita inginkan, terkadang banyak batu sandungan yang
menghadang. Terkadang banyak air mata yang tertahan. Termasuk juga luka yang
datang. Berdamailah, bahwasannya hidup memang begitu. Dan percayalah, masalah
justru akan mendewasakanmu.
Berdamai
dengan kenyataan berarti kita menerima dengan tulus dan ikhlas keadaan yang
terjadi, tidak menyangkal dengan beribu alasan dan berharap waktu bisa kembali,
karena itu adalah ketidakmungkinan. Bahwan sebesar apapun keinginan, kita tidak
akan bisa merubah hal yang telah berlalu. Namun kita bisa melakukan yang
terbaik di saat ini, agar di waktu yang akan datang hal yang kita hindari tidak
terjadi lagi. Berdamai artinya menerima dan mau memperbaiki.
Terluka
akan membuat kita belajar memaafkan. Barangkali, luka kita diakibatkan oleh
seseorang. Maka hal paling bijak untuk dilakukan adalah memaafkan. Mengutip dari
kalimat salah satu penulis kesukaan saya, Tere Liye ;
Membenci
hanya akan menyakiti diri sendiri
Karena
tidak semua luka harus dibayar dengan luka.
Jika
memaafkan terlalu berat, maka ambilah sudut pandang bahwa memaafkan itu bukan
karena seseorang yang membuat terluka memang berhak untuk dimaafkan, namun karena
dirimulah yang berhak untuk hidup dalam kedamaian. Tidak akan bahagia orang
yang di hatinya ada rasa kebencian. Bukankah demikian ?
Terluka
memaksa kita belajar bangkit dari keterpurukan. Sembuh dari sakit yang mungkin terlalu
dalam. Namun inilah saatnya melawan ketidakmampuan yang sebenarnya kita
ciptakan sendiri dalam pikiran. Sebenarnya
semuanya pasti bisa bahagia lagi sesudah terluka. Hanya bagaimana prosesnya.
Sembuh
akan membuat kita menghargai suatu proses. Tidak semua manusia punya kapasitas
menanggung luka yang sama. Masing masing memiliki jalan yang berbeda, hanya
saja tujuannya sama, bahagia.
Terakhir,
hal yang utama dari sebuah luka adalah, ia mendekatkan kita pada Yang Maha
Kuasa, seharusnya. Luka barangkali
adalah suatu hidayah agar kita kembali kepada Sang Pencipta. Luka barangkali
adalah sinyal yang diberikan Tuhan karena Dia rindu dengan air mata kita yang
tumpah di atas sajadah. Luka barangkali salah satu cara Tuhan membuat kita
kembali bersujud dalam sepertiga malam, menceritakan seluruh kelam. Karena sungguh,
bila kita menyerah hanya karena urusan dunia, kita kemanakan Tuhan kita dengan
segala ke-Maha Kuasaan-Nya ?
Luka,
ada banyak nilai nilai baik di dalamnya. Berterimakasihlah kepada hadirnya,
berdamailah dengan sakitnya, belajarlah dari setiap prosesnya.
tulisan ini melengkapi syahdunya setengah-duabelas-malam saya. Terimakasih💞
BalasHapusterimakasih kembali ^^
Hapuskurangi tidur yang terlalu larut ya hafiza, takut mengundang kenangan yang susah surut.